Ada banyak teori tentang asal usul Tahu, sulit untuk mengetahui informasi yang benar atau sekedar kisah legenda. Asal usul Tahu mungkin tak akan terungkap seutuhnya. Namun, satu teori yang paling banyak dipercaya menyatakan, Tahu berasal dari daerah utara China sekitar tahun 164 SM jaman Dinasti Han. Dari sini, Tahu dan tehnik pembuatannya mulai diperluas ke korea dan masuk ke Jepang pada akhir abad ke 8, kemudian menyebar ke negara-negara Asia, seiring dengan menyebarnya Buddhisme. Para penganut agama Buddha yang menjalani diet vegetarian di Vietnam, Thailand, dan Korea mendapatkan asupan protein nabati dari Tahu. Tahu diterima menjadi menu sehari-hari dalam tradisi kuliner Asia, termasuk Indonesia.
Rasa Tahu yang nyaris netral menjadikannya ideal untuk beragam santapan, mulai dari menu pembuka hingga sajian penutup.Sifat netral ini memungkinkan untuk menyerap rasa dan bumbu.Misalnya, tekstur yang lembut Tahu Sutera bisa diolah menjadi pudding atau saus salad, sementara yang padat bisa diolah jadi hidangan utama atau bahkan menjadi keripik Tahu.
Satu potong Tahu (110 gr) mengandung 9.2 protein.Bagusnya lagi, protein dalam Tahu tidak disertai lemak jenuh (kurang dari 1 gr) dan minim kalori (86 kal).
No comments:
Post a Comment